Rabu, 14 Maret 2012

komparasi akuntansi syariah



di susun oleh :     Depriyanto
                             Sheila muntaha
                             Nuranisa Fitriyani 

A.   Pengertian Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional
Pengertian akuntansi menurut Islam yaitu lebih mengarahkan pada  pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, dan juga merupakan perhitungan perdebatan (tanggung jawab) hal tersebut berdasarkan yang telah di sepakati, dan  selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi tindak  tanduk dan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan kedunian maupun yang berkaitan dengan sikeakhirtan.
Pengertian akuntansi yang berkembang dalam konsep konvesional ialah meliputi pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang keterangan-keterangan dari berbagai aktifitas. Oleh karena itu akan lebih jelas bahwa arti muhasabah (akuntansi) dalam islam lebih umum dan jangkauannya lebih luas, yang meliputi perhitungan dari segi moral dan juga perhitungan akhirat.

B.   Konsep-Konsep Akuntansi Syari’ah dan Akuntansi Konvensional
Konsep akuntansi Islam dan akuntansi konvensional mempunyai sifat dan karakteristik khusus yang berbeda. Sebab dasar-dasar akuntansi Islam ialah syari’at islam yang diimplementasikan dikalangan masyarakat muslim, yang prosesnya ditangani oleh para akuntan yang menkombinasikan kemampuan dan kecakapan dengan kejujuran bekerja. Jadi kelirulah orang yang menganggap bahwa tidak ada bedanya antara akuntansi Islam dan akuntansi konvensional.[1]
            Hal ini akan kita bahas lebih rinci setelah penjelasan tentang inti konsep akuntansi Islam. Sifat-sifat spesifik akuntansi islam diantaranya sebagai berikut:
1.      Kaidah-kaidah dasar akuntansi islam bersumber dari Al-Qur’an, sunnah Nabawiyah, serta fiqih para ulama. Oleh karena itu kaidah-kaidah ini memiliki keistimewaan yaitu permanen dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar kaidah ini berasal dari Allah dan sesuai untuk segala waktu dan kondisi. Sesuai dengan firman Allah Al-Mulk ayat 14:
Ÿwr& ãNn=÷ètƒ ô`tB t,n=y{ uqèdur ß#Ïܯ=9$# 玍Î7sƒø:$# ÇÊÍÈ  

Artinya: “Apakahkah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?”

Berdasarkan ayai ini, tidak boleh bagi seorang akuntanpun untuk mengabaikan atau berpaling dari kaidah-kaidah akuntansi yang bersumber dari Al-Qur’an dan Assunah, serta Ijma ulama itu.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah kita melihat bahwa tekanan Islam dalam kewajiban melakukan pencatatan adalah:
a.       Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya
b.      Menjaga agar tidak terjadi manipulasi, atau penipuan dalam transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba)[2]
2.      Akuntansi Islam dilandasi dengan akidah yang kuat, iman, serta pengakuan bahwa Allah itu adalah Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah Nabi dan Rasul, dan Percaya pada hari akhir. Berdasarkan ini wajiblah bagi setiap akuntan yang menjalankan berdasarkan proses akuntansi untuk percaya bahwa hata yang ia hitung ialah harta Allah, dan Allah telah menyuruhnya untuk mencatat perputaran harta itu seperti pemasukan dan pengeluaran berdasarkan kaidah-kaidah hukum, karena Allah juga akan menghisabnya pada hari kiamat terhadap sejauh mana ia melaksanakan pekerjaan ini dengan baik.
3.      Akuntansi Islam berlandaskan pada akhlak yang baik. Karenanya, seorang akuntan yang melaksanakan proses akuntansi harus mempunyai sifat amanah, jujur netral, adil, dan profesiaonal. Supaya setiap kliennya merasa tenang terhadap harta dan terhadap orang yang ia berinteraksi dengannya, hingga ia juga merasa tenang terhadap dokumen-dokumen penting dan informasi-informasi detil yang diterimanya dari akuntannya itu.
4.      Dalam Islam seorang akuntan dianggap bertanggung jawab didepan masyarakat dan umat Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi dipengaruhi oleh hukum-hukum syari’at Islam terutama yang berkaitan dengan mu’amalah. Seorang akuntan juga bertanggung jawab tentang seberapa jauh usaha untuk merealisasikan kesatuan ekonomi dengan tujuan-tujuan social. Inilah yang dikenal dengan tanggung jawab sosial. Jadi seorang akuntan harus menyiapkan laporan-laporan perhitungan (perakuntansian) yang mengandung informasi-informasi tentang evaluasi usaha, sebab-sebabnya dasar perbaikan serta perkembangan positif.
5.      Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak, akuntansi dalam Islam berkaitan dengan proses-proses keuangan yang sah. Karenanya setiap proses yang tidak sah tidak ada tempatnya dalam Islam. Seorang akuntan harus menyiapkan laporan-laporan tentang hal itu untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk mendisuksikan akibat-akibat dari proses ini, sehingga dapat menghindari dari kesalahan0kesalahan serupa dimasa mendatang.
6.      Akuntansi dalam Islam sangat memperhatikan aspek-aspek tingkah laku sebagai unsur yang berperan dalam kesatuan ekonomi. Artinya dalam akuntansi Islam ketika merumuskan undang-undang akuntansi dan petujuk-petunjuk evaluasi kerja, juga perlu diperhatikan motivasi-motivasi yang manusiawi baik materil maupun moril.[3]
Konsep akuntansi konvensional diantaranya sebagai berikut:
1.      Entitas Akuntasi (Accoounting Entity)
Dipandang dari konsep akuntansi, perusahaan merupakan suatu entitas (kesatuan usaha) yang terpisah dan berdiri sendiri diluar entitas ekonomi lain.
2.      Kesinambungan (Going Concern)
Bahwa perusahaan diasumsikan tidak berhenti disatu periode saja, melainkan berlanjut terus dan bukan untuk dijual.
3.      Periode Akuntansi (accounting Period)
Pada mumnya suatu periode terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
4.      Objektif (Objective)
Bahwa pencatatan transaksi-transaksi harus didasarkan pada dokumen asli
5.      Pengukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement Unit)
Bahwa pengungkapan dan penuangan transaksi harus dinyatakan dalam nilai uang.
6.      Harga Pertukaran (Historical Cost)
Bahwa asset selalu dicatat dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan atau nilai beli karena lebih objektif dan mudah untuk pelaporannya.
7.      Perbandingan Beban dengan Pendapatan (Matching Cost Againts Revenue)
Konsep ini menekankan perlunya menghubungkan beban biaya dengan pendapatan yang diakui pada periode yang sama.[4]

C.    Komparasi Akuntansi Syari’ah dan Akuntansi Konvensional
Ada beberapa pendapat mengatakan tidak ada perbedaan antara akuntansi menurut islam dan akuntansi menurut kapitalisme, Namun hal tersebut dibantah dan dibuktikan secara ilmiah dan dengan dalil-dalil yang kuat dari syariat Islam. Hal tersebut dapat kita lihat dari beberapa segi di antaranya :
1.      Persamaan kaidah akuntansi syari’ah dengan akuntansi konvensional, terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
a.       Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi
b.      Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan
c.       Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal
d.      Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang
e.       Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost (biaya)
f.       Prinsip continuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan
g.      Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan[5]

2.      Perbedaan dari Segi Pengertian
·         Pengertian akuntansi menurut Islam sendiri yaitu lebih mengarahkan pada  pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, dan juga merupakan perhitungan perdebatan (tanggung jawab) hal tersebut berdasarkan yang telah di sepakati, dan  selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi tindak  tanduk dan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan kedunian maupun yang berkaitan dengan sikeakhirtan.
·         Pengertian akuntansi yang berkembang dalam konsep konvesional ialah meliputi pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang keterangan-keterangan dari berbagai aktifitas. Oleh karena itu akan lebih jelas bahwa arti muhasabah (akuntansi) dalam islam lebih umum dan jangkauannya lebih luas, yang meliputi perhitungan dari segi moral dan juga perhitungan akhirat.

3.      Perbedaan dari Segi Tujuan
·         Tujuan-tujuan dari akuntansi dalam islam:
a.       Menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan.
b.      Membantu mengarahkan kebijaksanaan,
c.       Merinci hasil-hasil usaha untuk penghitungan zakat
d.      Penentuan hak-hak mitra bisnis
e.       Dan juga untuk membantu dalam menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi.
·         Sementara tujuan akuntansi konvensional diantaranya
a.       Menjelaskan hutang dan piutang
b.      Menjelaskan untung dan rugi
c.       Menjelaskan sentral moneter
d.      Membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan manejament
Dari penjelasan-penjelasan beberapa segi persamaan dalam beberapa tujuannya. Ini menunjukan keutamaan islam yang telah meletakan dasar-dasar pokok akuntansi hanya saja, akuntansi islam lebih di fokuskan untuk membantu individu-individu dalam mengaudit transaksi-tarnsaksinya dan juga untuk membantu kelompok masyarakat untuk melakukan muhasah yang bersifat kemasyarakatan serta muhasabah yang di tangani oleh seorang hakim.
Bahkan lebih dari itu, akuntansi juga membantu dalam lapanagan dakwah kepada kebaikan seperti amar ma’ruf nahi mungkar. Semua itu tidak terdapat dalam akuntansi konvensional.

4.      Perbedaan dari Segi Karakteristik
·         Karakteristik akuntansi islam
a.       Akuntansi dalam islam pada nilai-nilai akidah dan akhlak
b.      Akuntansi menurut islam yang di dasarkan pada kaidah-kaidah yang permanen, yang bersumber dari sumber-sumber hukum islam   
·         Karakteristik akuntansi konvensioanl
a.       Konsep akuntansi konvensional didasarkan pada ordinasi ( peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf/ lupa ).
b.      Keterbatasan ilmu dan wawasan ( pengetahuan ), Maka konsep tersebut labil, tidak permanen.
Jadi, Bagaimanapun juga, tidak ada mudharat untuk memakai sarana atau media, ketentuan-ketentuan matemati dan statistik, serta menggunakan instrument-instrumen akuntansi positif itu dalam lapangan islami. Dapat dilihat dari sini sarana dan cara-cara yang digunkan dalam suatu akuntan dalam suatu lembaga keuangan islam kadang-kadang serupa dengan yang digunakan akuntan lain di lembaga keuangan ( Akuntansi Konvensional/ non-Islam ). Akan tetap ini bukan berarti akuntansi dalam konsep Islam sama dengan akuntansi Konvensional. Sebab contoh ini hanya sama dengan menggunaka sarana-sarana dan instrument-instrumen, serta mengikuti prosedur-prosedur dang langkah yang sama.[6]

















KESIMPULAN
                    Dari uraian diatas dapat disimpulka bahwa, pengertian akuntansi menurut Islam yaitu lebih mengarahkan pada  pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, dan juga merupakan perhitungan perdebatan (tanggung jawab) hal tersebut berdasarkan yang telah di sepakati. Sedangkan pengertian akuntansi yang berkembang dalam konsep konvesional ialah meliputi pengumpulan dan pembukuan, penelitian tentang keterangan-keterangan dari berbagai aktifitas saja.
            Sudah jelas dari segi konsep akuntansi syariah dan akuntansi konvensional pun berbeda, kaidah-kaidah dasar akuntansi islam bersumber dari Al-Qur’an, sunnah Nabawiyah, serta fiqih para ulama. Akuntansi dalam islam lebih mengutamakan pada nilai-nilai akidah dan akhlak. Sedangkan konsep akuntansi konvensional didasarkan pada ordinasi ( peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf/ lupa ). Dan banyak pula perbedaan dari berbagai segi periode, harga pertukaran dan lain sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA
http://blog.re.or.id/sistem-informasi-akuntansi-konsep-dasar-akuntansi.htm
Syahatah, Husein. 2001. Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara


[1]  Husein Syahatah, Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001), hlm.54
[2]  Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004) hlm. 142
[3]  Ibid, hlm. 55-57
[4]  http://blog.re.or.id/sistem-informasi-akuntansi-konsep-dasar-akuntansi.htm
[5]  Husein Syahatah, Op.Cit, hlm.
[6]  Husein Syahatah, Op.Cit, hlm. 58-59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar